Tugas Makalah
Produk Tepat Waktu
DI
SUSUN OLEH
KELOMPOK
IV
KADEK MERTAJIWA (12.023.61.201.037)
KARIANA (12.023.61.201.049)
SEPSI ANGGERYANI (12.023.61.201.012)
AMINI (12.023.61.201.054)
REINALDI RUSLA (12.023.61.201.011)
PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah
SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini.
Penulisan
makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Manajemen Operasional dari dosen yang bersangkutan dan adapun Tema makalah kami yaitu “ Produk Tepat
Waktu (Just In Time) ’’ kami menyadari bahwa sejak
perencanaan sampai penulisan makalah ini selalu ada hambatan yang dihadapi,
namun semua itu dapat teratasi dengan baik berkat bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak.
Dalam
penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi yang
disusun, mengingat akan kemampuan yang di miliki penulis atau penyusun. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat dibutuhkan penulis dan
harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata kami ucapan
semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi semua pihak khusunya mahasiswa jurusan Ekonomi
manajemen. Dan kami
berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan kepada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah,Amin yaa
rabbal alamin.
Palopo, 05 Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
................................................................................... i
Daftar isi
............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang .............................................................. iii
1.2.
Tujuan
penulisan .......................................................... xi
1.3.
Manfaat
penulisan ........................................................ xi
1.4.
Rumusan
masalah ........................................................ xi
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Just In Time (JIT) ........................................... 1
2.2. Konsep Dasar
produk tepet waktu (Just In Time) .................... 2
2.3. Elemen-elemen produk tepat waktu (Just In Time)
................ 4
2.4. Hal yang harus diperhatikan
dalam penerapan JIT ....... 7
2.5. Prinsip-prinsip JIT
.......................................................... 10
2.6. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk ....... 10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
..................................................................... 16
DAFTAR ISI
..................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah
sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis
barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh
konsumen.Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang
digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat
pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat
menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang /
stocking cost.
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi
manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia,
dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat
produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep
arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi
bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya
1.2. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah manajemen
pemasaran.Tujuan yang diharapkan adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana
sistem produk tepat waktu (just in time), dengan melihat keadaan yang terjadi
di masyarakat.
1.3. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan memberikan maanfat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umunya berupa ilmu mengenai sistem produk tepat waktu (just in
time). Semoga makalah ini dapat digunakan sebagi referensi bagi pihak yang
ingin mempelajari yang berkaitan dengan produk tepat waktu (just in time) ini.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas
pada bab-bab selanjutnya pada makalah ini antara lain :
1. Jelaskan Pengertian Just In Time (JIT) ?
2. Bagaiman Konsep Dasar produk tepet waktu (Just In
Time) ?
3. Bagaiaman
Elemen-elemen produk tepat waktu (Just
In Time) ?
4. Apa-apa saja Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan JIT ?
5. Bagaiaman Prinsip-prinsip JIT ?
6.
Bagaimana Pemanufakturan JIT
dan Penentuan Biaya Produk ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (JIT) adalah sistem
produksi yang bertujuan untuk menghasilkan unit yang diperlukan dalam jumlah
yang diperlukan dalam waktu yang diperlukan.Ide dasar sistem produksi tepat waktu
(JIT) adalah menghasilkan sejumlah barang yang diperlukan saat diminta dengan
menghilangkan segala macam pemborosan sehingga diperoleh biaya produksi yang
rendah.
Sistem produksi tepat waktu (JIT) bukanlah ilmu yang
memerlukan analisis kuantitatif maupun kualitatif yang begitu rumit, lebih
tepatnya JIT bisa dikatakan sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep
ataupun strategi manajemen yang dimaksud dan tujuannya adalah mencapai
performansi yang tinggi dalam proses manufacturing..Dalam pengertian
luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang
diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
Jus In Time (JIT) adalah
filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya
mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota
mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di
luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja
yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk.
2.2.
Konsep
Dasar produk tepet waktu (Just In Time)
Konsep dasar JIT adalah sistem produksi
Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat
adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses
dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Dalam sistem pengendalian produksi yang
biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi
pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini
rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai
dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya
memasok suku cadang pada proses berikutnya
2.2.1 JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1.
Semua aktivitas
yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di
eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak
perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2.
Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga
produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya
untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3.
Selalu
diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam
meningkatkan efisiensi kegiatan.
4.
Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman
terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
2.2.2 Guna mencapai empat konsep dasar ini maka diterapkan sistem dan metode
sebagai berikut:
·
Sistem kanban untuk mempertahankan produksi JIT.
·
Metode pelancaran produksi, untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan permintaan.
·
Perpendekan waktu penyiapan, untuk mengurangi waktu
pesanan produksi.
·
Tata ruang mesin dan pekerja fungsi ganda untuk konsep
tenaga kerja yang fleksibel.
·
Aktivitas perbaikan melalui kelompok kecil dan sistem
saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.
·
Sistem pengendalian visual untuk mencapai konsep
autonomasi.
·
Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan
pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.
2.3.
Elemen-elemen produk tepat waktu (Just
In Time)
Pengurangan
waktu set up Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin
Produksi tanpa cacat Peranan operator Hubungan yang harmonis dengan pemasok
Penjadwalan produksi stabil dan terkendali Sistem Kanban
1) Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot
Pemilahan kegiatan set up Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
ü
Kegiatan
eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan
lain-lain.
ü
Kegiatan
internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
2.3.1.
Langkah mengurangi waktu set up:
Memisahkan pekerjaan set up
yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap
pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal setup).Mengurangi
internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya:
persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.Mengurangi
internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment),
menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil
pembantu, dan lain-lain.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Contoh:
Jika set up mesin lamanya 1
jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andai kata lot yang harus
dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka
waktu produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
2) Aliran produksi lancar (layout)
Pemborosan yang berkaitan
dengan process Layout Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
ü
Kesulitan
koordinasi dan jadwal produksi
ü
Pemborosan
transportasi dan material handling
ü
Akumulasi
persediaan dalam proses
ü
Penanganan
material berganda bahkan beberapa kali
ü
Lead
time produksi yang sangat panjang
ü
Kesulitan
mengenali penyebab cacat produksi
ü
Arus
material dan prosedur kerja sulit dibakukan
ü
Sulitnya
perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
2.3.2. Aliran Produksi
Proses layout. Waktu simpan
komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.Ketidak
seimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan
terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.Set up
atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk,
sementara proses berikutnya akan tertunda.Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur
akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses. Masalah
kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti
dan persediaan akan menumpuk. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja
dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
3. Produksi tanpa kerusakan
mesin
1.
Preventive
Maintenance Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin
2.
aktor
penyebab gangguan mesin
3.
Gangguan
mesin dan penanggulangannya
2.3.3.Total Productive Maintenance
Belajar
bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pengencangan
baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.Melaksanakan
petunjuk penggunaan mesin secara wajar. Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan
terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan
yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
2.4. Hal yang
harus diperhatikan dalam penerapan JIT
Adabeberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penerapan just in time (JIT) antara lain :
1. Aliran Material yang lancar
Sederhanakan
pola aliran material. Untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi.
Ini juga membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan dan
pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak
terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang
saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang
menghalangi aliran yang merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi.
2. Pengurangan waktu set-up
Sesuai
dengan JIT, terdapat beberapa bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up
mesin yang kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak dapat
ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat
dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit. Ini
membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang
mengijinkan perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi
perubahan permintaan konsumen.
3. Pengurangan lead time vendor
Sebagai
pengganti dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus
dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat
pada saat operasi produksi membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-kadang
harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi
seperti ini.
4. Komponen zero defect
Sistem JIT
tidak dapat mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun
yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus
digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam
toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk
menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem
produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program
sertifikasi vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini.
5. Kontrol lantai produksi yang disiplin
Dalam system
pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas
mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan juga
pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan dengan
memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional
ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan
halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal
pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti,
kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur. Banyak manajer
produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga agar
mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat
penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT.
Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan
mendapatkan manfaat yang besar.
2.5. Prinsip-prinsip JIT
Adabeberapa prinsip-prinsip
just in time (JIT)
·
Simplification, merupakan salah satu tools just in
time dalam penyederhanaan proses yang ada.
·
Cleanliness and Organization, merupakan aturan dalam
organisasi dan perusahaan
·
Visibility, membuat agar kesalahan terlihat.
·
Cycle time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu produk.
·
Agility, kekuatan dalam pembuatan produk
·
Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal
yang tidak diperlukan.
·
Measurement, pengertian akan proses keseluruhan.
2.6. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan JIT menggunakan
pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam pemanufakturan
tradisional.Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan perbedaannya dengan
pemanufakturan tradisional:
a)
JIT Dibandingkan dengan
Pemanufakturan Tradisional.
Pemanufakturan JIT adalah sistem
tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah
memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar
jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT
dengan Tradisional meliputi:
§ Persediaan Rendah
§ Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja
Interdisipliner
§ Filosofi TQC (Total Quality Control)
b)
JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead
Dalam lingkungan JIT, beberapa
aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini
produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal.
Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan
aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
c)
Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT
Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan
biaya langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok
Produk). Pemanufakturan
JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah sebagian
besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat
menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.
d)
JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa
Dalam manufaktur tradisional,
sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai departemen
produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa didesentralisasikan.Hal ini dicapai
dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara langsung ke lini
produk dan melatih tenaga kerja langsung yang ada dalam sel-sel untuk
melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh tenaga kerja tidak
langsung.
e)
Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung
Sebagai perusahaan yang menerapkan
JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi secara
signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1.
Persentasi
biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang
2.
Biaya tenaga
kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.
f)
Pengaruh JIT pada Penilaian Persediaan
Salah satu masalah pertama akuntansi
yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan
untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika terdapat
persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti
aturan-aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT
diusahakanpersediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak
signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan
pelaporan keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya
untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk
yang akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual
berdasar cost-plus, (b) analisis trend biaya, (c) analisis profitabilitas lini
produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e) keputusan membeli atau
membuat sendiri, dsb.
g)
Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan
Dalam penerapan JIT untuk penentuan
order pesanan, pertama, perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya
berulang-ulang dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat
dibentuk untuk bisnis berulang-ulang.Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan,
pesanan tidak membutuhkan perhatian yang besar dalam mengelompokkan harga pokok
produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan pada level selular. lagi
pula, karena ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak praktis untuk menyusun
kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka lingkungan pesanan akan
menggunakan sifat sistem harga pokok proses.
h)
Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT
Dalam metode proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih
rumit karena adanya persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan JIT,
diusahakan persediaan nol, sehingga penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu
dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung biaya dari periode sebelumnya. JIT
secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.
i)
JIT dan Otomasi
Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan otomasi
dalam beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT
untuk mengikutinya dengan pemilikan teknologi
pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan kapasitas
produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan pelayanan, (d)
menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.Otomasi meningkatkan
kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai produk secara individual. sebagai
contoh sel-sel FMS, merupakan rekan terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT.
Jadi. beberapa biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan
tradisional sekarang menjadi biaya langsung.
j)
Penentuan Harga Pokok Backflush
Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses
dan membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan
menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.
Manajemen
ingin sistem akuntansi yang sederhana.
2.
Setiap
produk ditentukan biaya standarnya.
3.
Metode ini
menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira mengasilkan informasi
keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.
Ada dua perubahan relatif pada
sistem konvensional yaitu :
a.
Perubahan
Akuntansi Bahan
b.
Perubahan
Akuntansi Biaya Konversi
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Just in Time dikembangkan oleh Toyota Motor
Corporation tahun 1973. Tujuan utamanya adalah pengurangan biaya atau perbaikan
produktivitas dengan menghilangkan berbagai pemborosan. Pengembangan
yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian operasional saat ini
adalah JIT manufacturing yang kadang disebut sebagai”produk tanpa persedian”.
JIT bukan hanya sekedar sebuah metode yang bertujuan untuk mengurangi
persediaan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga
komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi
selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan – tidak terlambat dan tidak terlalu
cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar