Sabtu, 27 Juni 2015

Tugas makalah manajemen operasional tentang " produk tepat waktu "


Tugas Makalah
MANAJEMEN OPERASIONAL
Produk Tepat Waktu



DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV

*            KADEK MERTAJIWA      (12.023.61.201.037)
*            KARIANA                           (12.023.61.201.049)
*            SEPSI ANGGERYANI        (12.023.61.201.012)
*            AMINI                                   (12.023.61.201.054)
*            REINALDI RUSLA (12.023.61.201.011)




PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2012/2013


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Operasional dari dosen yang bersangkutan dan adapun Tema makalah kami yaitu “ Produk Tepat Waktu (Just In Time) ’’  kami menyadari bahwa sejak perencanaan sampai penulisan makalah ini selalu ada hambatan yang dihadapi, namun semua itu dapat teratasi dengan baik berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi yang disusun, mengingat akan kemampuan yang di miliki penulis atau penyusun. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat dibutuhkan penulis dan harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak khusunya mahasiswa jurusan Ekonomi manajemen. Dan kami berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah,Amin yaa rabbal alamin.


                                                                                   Palopo, 05 Desember 2013


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

Kata pengantar ...................................................................................        i
Daftar isi .............................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.        Latar belakang ..............................................................      iii
1.2.        Tujuan penulisan ..........................................................     xi
1.3.        Manfaat penulisan ........................................................     xi
1.4.        Rumusan masalah ........................................................     xi
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Just In Time (JIT) ...........................................     1
2.2. Konsep Dasar produk tepet waktu (Just In Time) ....................              2
2.3. Elemen-elemen  produk tepat waktu (Just In Time) ................              4
2.4.  Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan JIT .......             7
2.5.  Prinsip-prinsip JIT ..........................................................                    10
2.6. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk .......             10
BAB III PENUTUP
            3.1. Kesimpulan .....................................................................                     16
DAFTAR ISI .....................................................................................                        17

 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar belakang

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya

1.2. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah manajemen pemasaran.Tujuan yang diharapkan adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana sistem produk tepat waktu (just in time), dengan melihat keadaan yang terjadi di masyarakat.
1.3. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan memberikan maanfat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umunya berupa ilmu mengenai sistem produk tepat waktu (just in time). Semoga makalah ini dapat digunakan sebagi referensi bagi pihak yang ingin mempelajari yang berkaitan dengan produk tepat waktu (just in time) ini.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya pada makalah ini antara lain :
1.    Jelaskan Pengertian Just In Time (JIT) ?
2.    Bagaiman  Konsep Dasar produk tepet waktu (Just In Time) ?
3.    Bagaiaman Elemen-elemen  produk tepat waktu (Just In Time) ?
4.    Apa-apa saja Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan JIT ?
5.    Bagaiaman Prinsip-prinsip JIT ?
6.       Bagaimana Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (JIT) adalah sistem produksi yang bertujuan untuk menghasilkan unit yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan dalam waktu yang diperlukan.Ide dasar sistem produksi tepat waktu (JIT) adalah menghasilkan sejumlah barang yang diperlukan saat diminta dengan menghilangkan segala macam pemborosan sehingga diperoleh biaya produksi yang rendah.
Sistem produksi tepat waktu (JIT) bukanlah ilmu yang memerlukan analisis kuantitatif maupun kualitatif yang begitu rumit, lebih tepatnya JIT bisa dikatakan sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen yang dimaksud dan tujuannya adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses manufacturing..Dalam pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu organisasi.
Jus In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. 
2.2. Konsep Dasar produk tepet waktu (Just In Time)
                                                                                                           
Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya
2.2.1 JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1.   Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin nol.
2.    Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan kepuasan pembeli dapat meningkat.
3.   Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan (Continuous Improvement)dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.
4.    Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
2.2.2   Guna mencapai empat konsep dasar ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut:
·         Sistem kanban untuk mempertahankan produksi JIT.
·         Metode pelancaran produksi, untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
·         Perpendekan waktu penyiapan, untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
·         Tata ruang mesin dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
·         Aktivitas perbaikan melalui kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja.
·         Sistem pengendalian visual untuk mencapai konsep autonomasi.
·         Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.


2.3. Elemen-elemen  produk tepat waktu (Just In Time)
Pengurangan waktu set up Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin Produksi tanpa cacat Peranan operator Hubungan yang harmonis dengan pemasok Penjadwalan produksi stabil dan terkendali Sistem Kanban
1)   Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot Pemilahan kegiatan set up Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:
ü  Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan cetakan, dan lain-lain.
ü  Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin, dan lain-lain.
2.3.1. Langkah mengurangi waktu set up:
Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroperasi (eksternal setup).Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan, dan lain-lain.Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain.
Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.
Contoh:
Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andai kata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1 jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.
Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.
Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: {6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.
Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.
2)   Aliran produksi lancar (layout)
Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:
ü  Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi
ü  Pemborosan transportasi dan material handling
ü  Akumulasi persediaan dalam proses
ü  Penanganan material berganda bahkan beberapa kali
ü  Lead time produksi yang sangat panjang
ü  Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi
ü  Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan
ü  Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi
2.3.2. Aliran Produksi
Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.Ketidak seimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan.Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses. Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.
3. Produksi tanpa kerusakan mesin
1.    Preventive Maintenance Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin
2.    aktor penyebab gangguan mesin
3.    Gangguan mesin dan penanggulangannya



2.3.3.Total Productive Maintenance
Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: pelumasan, pengencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin.Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar. Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.
2.4.  Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan JIT
                        Adabeberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan just in time (JIT) antara lain :
1.    Aliran Material yang lancar 
Sederhanakan pola aliran material. Untuk itu dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Ini juga membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan target yang haru diselidiki dan dieliminasi. 
2.    Pengurangan waktu set-up 
Sesuai dengan JIT, terdapat beberapa bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up mesin yang kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak dapat ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi sangat fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan permintaan konsumen.
3.    Pengurangan lead time vendor 
Sebagai pengganti dari pengiriman yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat pada saat operasi produksi membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk mendapatkan kondisi seperti ini.
4.    Komponen zero defect 
Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor diminta untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini.
5.    Kontrol lantai produksi yang disiplin 
Dalam system pengawasan lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin, waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur. Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan mendapatkan manfaat yang besar.
2.5.  Prinsip-prinsip JIT
Adabeberapa prinsip-prinsip just in time (JIT)
·                Simplification, merupakan salah satu tools just in time dalam penyederhanaan proses yang ada.
·                Cleanliness and Organization, merupakan aturan dalam organisasi dan perusahaan
·                Visibility, membuat agar kesalahan terlihat.
·                Cycle time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk.
·                Agility, kekuatan dalam pembuatan produk
·                Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal yang tidak diperlukan.
·                Measurement, pengertian akan proses keseluruhan.
2.6. Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk
Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional.Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan perbedaannya dengan pemanufakturan tradisional:
a)   JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.
Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan). Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi:
§  Persediaan Rendah
§  Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner
§  Filosofi TQC (Total Quality Control)
b)   JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead
Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tanaga kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah karakteristik utama JIT.
c)   Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT
 Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan biaya langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga Pokok Produk). Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya tidak langsung dan mengubah sebagian besar dari biaya tersebut menjadi biaya langsung maupun sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran yang sulit.  
d)   JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa
Dalam manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan dukungan pada berbagai departemen produksi. Dalam lingkungan JIT, banyak jasa didesentralisasikan.Hal ini dicapai dengan membebankan pekerja dengan keahlian khusus secara langsung ke lini produk dan melatih tenaga kerja langsung yang ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas jasa yang semula dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung.
e)   Pengaruh JIT pada Biaya Tenaga Kerja Langsung
Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja langsung tradisional dikurangi secara signifikan.Oleh sebab itu ada dua akibat:
1.  Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi menjadi berkurang
2.  Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya tetap.
f)    Pengaruh JIT pada Penilaian Persediaan
Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakanpersediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan), sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan keuangan.Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk yang akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya: (a) penetapan harga jual berdasar cost-plus, (b) analisis trend biaya, (c) analisis profitabilitas lini produk, (d) perbandingan dengan biaya para pesaing, (e) keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb.
g)   Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan
Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama, perusahaan harus memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang dari pesanan khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk bisnis berulang-ulang.Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak membutuhkan perhatian yang besar dalam mengelompokkan harga pokok produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan pada level selular. lagi pula, karena ukuran lot sekarang lebih sangat kecil,maka tidak praktis untuk menyusun kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka lingkungan pesanan akan menggunakan sifat sistem harga pokok proses.
h)   Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT
Dalam metode proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih rumit karena adanya persediaan barang dalam proses. Dengan menggunakan JIT, diusahakan persediaan nol, sehingga penghitungan unit ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung biaya dari periode sebelumnya. JIT secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.
i)     JIT dan Otomasi
 Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan otomasi dalam beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang menggunakan JIT untuk mengikutinya dengan pemilikan teknologi pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan kapasitas produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan pelayanan, (d) menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai produk secara individual. sebagai contoh sel-sel FMS, merupakan rekan terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa biaya yang merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan tradisional sekarang menjadi biaya langsung.
j)     Penentuan Harga Pokok Backflush
 Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam proses dan membebankan biaya produksi secara langsung pada produk selesai. Perusahaan menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut :

1.  Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana.
2.  Setiap produk ditentukan biaya standarnya.
3.  Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang kira-kira mengasilkan informasi keuangan yang sama dengan penelusuran secara berurutan.
Ada dua perubahan relatif pada sistem konvensional yaitu :
a.   Perubahan Akuntansi Bahan
b.   Perubahan Akuntansi Biaya Konversi

BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Just in Time dikembangkan oleh Toyota Motor Corporation tahun 1973. Tujuan utamanya adalah pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas dengan menghilangkan berbagai pemborosanPengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian operasional saat ini adalah JIT manufacturing yang kadang disebut sebagai”produk tanpa persedian”. JIT bukan hanya sekedar sebuah metode yang bertujuan untuk mengurangi persediaan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan – tidak terlambat dan tidak terlalu cepat.


















 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar