Sabtu, 27 Juni 2015

tugas makalah manajemen keuangan 1



KATA PENGANTAR


Puji syukur  kami panjatkan  kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka penulis makalah ini dapat di menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “MANAJEMEN PERSEDIAAN “
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “ Manajemen Keuangan 1 ” Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemme.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat mendukung penulis  demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi penyusun.


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .....................................................................................         i
DAFTAR ISI ...................................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG ........................................................................          1
B.     RUMUSAN MASALAH ...................................................................          1
C.     TUJUAN PENULISAN .....................................................................          2
D.    MAANFAT .........................................................................................          2
BAB II PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN MANAJEMEN PERSEDIAAN .............................                       3
B.     JENIS-JENIS PERSEDIAN .............................................................                        3
C.     FUNGSI-FUNGSI PERSEDIAN ....................................................                        4
D.    BIAYA PERSEDIAN ......................................................................                        5
E.     MODEL PERSEDIAN .....................................................................                        6
F.      BIAYA PERSEDIAAN ...................................................................                        9         
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN .................................................................................                        11       
DAFTAR SUMBER ......................................................................................           12
 




BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk dari persediaan dan persediaan berhubungan dengan stok dari apapun yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Meskipun persediaan mewakili sebagian besar dari investasi bisnis yang harus dikelolah dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan.
Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam seperti mencari perimbangan antara jumlah stock yang benar tetapi tidak terlalu banyak, meningkatkan turnover persediaan tampa mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan kinerja, memelihara bermacam-macam stok yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan dengan cepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tampa item-item yang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stock yang diinginkan tetapi tidak item yang lambat, Ketika persediaan tidak dikelolah dengan benar dan menjadi tidak dipercaya, tidak efisien dan mahal, tidak hanya item yang disimpan, pajak asuransi dan juga biaya yang ada dalam inventory.
B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini anatara lain :
ü  Apa itu Manajemen Persedian ?
ü  Jelaskan Jenis – Jenis Persediaan ?
ü  Jelaskan Fungsi – Fungsi Persediaan ?
ü  Jelaskan Biaya – Biaya Persediaan ?
ü  Bagaimana Model Manajemen Persediaan ?

C.        Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan.Tujuan yang diharapkan adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana mengelola persediaan dengan mengunakan metode – metode manajemen persediaan yang ada.

D.        Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya berupa ilmu mengenai pengelolaan persediaan pada perusahaan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin mempelajari hal yang berkaitan dengan persediaan.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian  Manajemen Persediaan.

Istilah persediaan ( Inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal ataupun eksternal. Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan pembantu atau pelengkap, dan komponen lain yang menjadi keluaran produk perusahaan.
 Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan spembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Setiap perusahaan perlu mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya. Untuk mengadakan persediaan, dibutuhkan sejumlah uang yang diinvestasikan dalam persediaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan optimum yang dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimum, maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan. Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah :
a.    Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b.    Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih, sehingga biaya yang timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.
c.     Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena mengakibatkan meningkatnya biaya pemesanan.

Sitem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan dan mementukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.

B.   Jenis – Jenis Persediaan
                        Adapun jenis-jenis persedian antara lain :
1.    Prsediaan bahan mentah (Raw materials)
  yaitu; persediaan barang – barang berwujud seperti baja, kayu da komponen – komponen lainnya yang di gunakan dalam proses produksi.
2.    Persediaan komponen – komponen rakitan (pruchased parts/ components)
      yaitu; persediaan barang – barang yang terdiri perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu prodak.
3.    Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
    yaitu; persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4.    Persediaan barang dalam proses (work in process)
               yaitu; persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 
5.    Persediaan barang jadi (finished goods)
              yaitu; persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau di kirim kepada langganan.
C.      Fungsi – Fungsi Persediaan.
Ada beberapa fungsi-fungsi persediaan antara lain :
·         Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi – operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai “kebebasan” (independence). Persediaan “Decouples” ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada suplier.
·         Fungsi “Economic Lot Sizing”
Persediaan “lot sizing” ini perlu mempertimbangkan “penghematan-penghematan” (potongan pembelian, biaya pengankutan per unit lebih murah dan sebagainya). Karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).
·         Fungsi antisipasi
Seiring perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
D.      Biaya – Biaya Persediaan
1)      Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs)
Teridiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya – biaya yang termasuk dalam sebagai baiaya penyimpanan adalah :
1.    Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas atau pendingin).
2.    Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang di investasikan dalam persediaan).
3.    Biaya keusangan
4.    Biaya penghitungan phisik dan konsiliasi laporan
5.    Biaya asuransi persediaan
6.    Biaya pajak persediaan
7.    Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
8.    Biaya penanganan persediaan; dan sebagainya
Ø Biaya penyimpanan persediaan
ü Bersifat variabel terhadap jumlah inventori yang dibeli
ü Total biaya penyimpanan :
TCC = C. P. A
ü Persediaan rata-rata
                          A      = Q / 2
                                   = ( S / N ) / 2
KET :
Q = kuantitas pesanan
S = Penjualan tahunan
N = Frekwensi pemesanan
C = Biaya penyimpanan
P = Harga beli per unit

Yang termasuk biaya penyimpanan persediaan yaitu :
ü  Sewa gudang
ü  Biaya pemeliharaan barang di dalam gudang
ü  Biaya modal yang tertanam dalam inventori
ü  Pajak
ü  Asuransi
2)      Biaya pemesanan (Pembelian)
Setiap kali suatu bahan di pesan perusahaan menanggung biaya pemesanan (Order costs atau procurement costs).
3)      Biaya penyiapan (Manufacturing)
Bila bahan – bahan tidak di beli, tetapi tidak di produksi sendiri “dalam pabrik” perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi komponen tertentu.
Ø Biaya penyiapan  
ü  Bersifat varisbel terhadap frekuensi pesanan
ü  Total biaya pemesanan
                        TOC = F. ( S / Q )
                                 Keterangan :
                                                Q = kuantitas pesanan
                                                S = Penjualan tahunan
                                                F = Biaya tetap
       Yang termasuk biaya pemesanan yaitu :
ü Biaya selama proses pesanan
ü Biaya pengiriman permintaan
ü Biaya penerimaan barang
ü Biaya penempatan barang ke dalam gudang
ü Baiaya prosesing pembayaran kepada supplier

4)      Biaya kehabisan atau kekurangan bahan
Dari semua biaya – biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan (shortage costs) adalah yang paling sulit di perkirakan.
E.       Model-model Manajemen Persediaan.
Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, telah dikembangkan beberapa model dalam manajemen persediaan :
1.      Model Persediaan Kuantitas Pesanan Ekonomis
Kuantitas pesanan ekonomis (economics order quantity/EOQ) merupakan salah satu model klasik, diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi paling banyak dikenal dalam teknik pengendalian persediaan. EOQ banyak dipergunakan sampai saat ini karena mudah dalam penggunaannya, meskipun dalam penerapannya harus memperhatikan asumsi yang dipakai.
Asumsi tersebut sebagai berikut :
ü  Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam
ü    Kebutuhan / permintaan barang diketahui dan konstan
ü   Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan diketahui dan konstan
ü  Barang yang dipesan diterima dalam satu kelompok
ü  Harga barang tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli
ü  Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan  


KET :
Bagan berikut ini menggambarkan argumen pendekatan EOQ. Pada awal periode, persediaan sebesar Q datang. Kemudian persediaan tsb terjual dengan tingkat penjualan yang konstan untuk setiap periodenya (misal, setiap hari). Tingkat penjualan tsb merupakan slope dari garis miring dalam bagan tsb. Pada saat ini persediaan baru sebesar Q datang kembali ke perusahaan. Q/2 merupakan rata-rata persediaan.                                                                              
Ø Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menghitung EOQ:
   RUMUS TOTAL BIAYA :
                          TC = (Q/2)C +(S/Q)O
KET :
D :  Besar laju permintaan (demand rate) dalam unit per tahun.
S :  Biaya setiap kali pemesanan (ordering cost) dalam rupiah per pesanan
C :   Biaya per unit dalam rupiah per unit
 I : Biaya pengelolaan (carrying cost) adalah persentase terhadap nilai persediaan   per tahun.
Q :  Ukuran paket pesanan (lot size) dalam unit
TC :  Biaya total persediaan dalam rupiah per tahun.
H : Biaya penyimpanan ( rupiah / unit / tahun )
            Contoh soal :  
Total penjualan selama 1 tahun adalah 100.000 unit. By. Simpan adalah Rp 20,00 per unit persediaan. Biaya pesan adalah Rp 10.000,00 per pesan. Dengan informasi tsb, berapa Q* (persediaan optimal) ?
Jawaban :
Q* = [ (2x10.000x100.000)/20]1/2
        = 10.000 unit
Jadi Tingkat persediaan yang optimal adalah 10.000 unit. Dengan kata lain, perusahan memesan 100.000 unit setiap kali pesan.
Total  biaya persediaan (TC)  = Total by. Simpan + Total by.Pesan
TC = [(10.000/2)x20]+[(100.000/10.000)x10.000]
= 100.000 + 100.000
= Rp 200.000,00
Jadi Perusahaan memesan persediaan sebanyak 10 kali dalam satu tahun. Persediaan rata-rata adalah 5.000 unit. Dalam 1 tahun ada 10 kali siklus persediaan
2.      Model Persediaan dengan Pesanan Tertunda
Dalam banyak situasi, kekurangan persediaan yang direncanakan dapat disarankan. Hal ini banyak dilakukan pada perusahaan yang persediaannya bernilai tinggi, yang dapat mempengaruhi tigginya biaya penyimpanan. Dealer mobil dan mesin industri, misalnya jarang memiliki persediaan besar karena alas an ini.
3.      Model Persediaan dengan Diskon Kuantitas
Banyak penjual melakukan strategi penjualan dengan memberikan harga yang bervariasi sesuai dengan jumlah yang dibeli, semakin besar volume pembelian semakin rendah harga barang per unit. Strategi ini disebut penjualan dengan diskon kuantitas (quantity discount). Untuk menentukan jumlah pesanan yang optimal dapat digunakan model persediaan dengan diskon kuantitas.
Biaya total persediaan dalam model ini merupakan jumlah dari biaya pemesanannya, biaya  penyimpanan, dan biaya pembelian barang. Pada kasus ini, harga barang bervariasi tergantung dari jumlah setiap pesanan, sehingga biaya pembelian barangpun bervariasi.
4.      Model Persediaan dengan Penerimaan Bertahap
Pada model persediaan yang telah dibahas, diasumsikan bahwa unit persediaan yang dipesan diterima sekaligus pada suatu waktu tertentu. Padahal, sering terjadi persediaan tidak diterima secara seketika tetapi berangsur-angsur dalam suatu periode. Untuk kasus seperti ini, model EOQ dasar tidak menjadi sesuai, diperlukan suatu model tersendiri sebagai model persediaan dengan penerimaan bertahap.
5.             Metode Abc  / Analisis Abc
Analisis ABC membagi persediaan yang ada ke dalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan persediaan dari Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa ada "beberapa yang penting dan banyak yang sepele". Pemikiran yang mendasari prinsip ini adalah bagaimana memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting yang sedikit itu dan bukan pada bagian persediaan yang banyak namun sepele.Kebijakan yang dapat didasarkan pada analisis ABC sebagai berikut:
1.    Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan kepada pemasok harus lebih tinggi untuk butir persediaan A dibandingkan butir persediaan C.
2.   Butir persediaan A, berlainan dengan butir persediaan B dan C. harus dikendalikan secara lebih ketat; mungkin karena butir persediaan A ini ditempatkan di wilayah yang lebih tertutup dan mungkin karena keakuratan catatan persediaannya harus lebih sering diverifikasi.
3.  Meramalkan butir persediaan A mungkin harus lebih berhati-hati daripada
smeramalkan butir (kelas) persediaan yang lain.
4.   Peramalan yang lebih baik, pengendalian fisik, keandalan pemasok, dan
pengurangan besar stok pengaman dapat dihasilkan oleh semua teknik manajemen persediaan semacam analisis ABC.


BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan.

  Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat.atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan secara optimal.
                                  Jenis – jenis Persediaan
              a.    Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)
               b.    Persediaan Bagian Produk (Purchased Parts)
              c.    Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock)
              d.   Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in Process)
              e.    bahan Persediaan Barang Jadi (Finished Good)

                     Fungsi Persediaan antara lain:
              a.    Sebagai penyangga proses produksi sehingga proses operasi dapat berjalan terus
          b.    Menetapkan banyaknya barang yang harus disimpan sebagai sumber daya agar tetap ada
              c.    Sebagai pengganggu inflasi
              d.   Menghindari kekurangan/kelebihan
S
                    Metode – metode dalam Manajemen Persediaan
              a.    Metoda EOQ ( Economic Order Quantity )
              b.    Metoda Sistim Pemeriksaan Terus Menerus
              c.    Metoda Sistim Pemeriksaan Periodik
              d.    Metode  ABC
                Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan  biaya langsung penyimpanann persediaan dan biaya kebalikannya ( inverse cost ) pemesanan persediaan.
                     Analisis ABC membagi persediaan yang ada ke dalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Kelas A merupakan barang – barang dalam jumlah unit berkisar 15 sampai 20%, kelas B merupakan barang – barang dengan jumlah fisik 30 sampai 40% dan kelas C merupakan barang – barang dengan jumlah fisik 40 sampai 60%.

DAFTAR SUMBER


 T. Hani Handoko, Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE – yogyakarta, 1984
Hanafi, M.B.A. Dr. Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Syamsuddin, M.A., Drs. Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta:

Erlangga.




















Palopo, 21 September 2013


Penyusun


Tidak ada komentar:

Posting Komentar